Thursday, February 23, 2012

Melancong ke Aussie, No Worries Mate! (part 1)

by : Nimas Aditha Wulandari
"Lama sudah Kangmas Nimas harus mengizinkan dara satu ini pergi keluar negeri, untuk mendapatkan pengalaman dan membaginya dengan anggota lainnya, berikut ini oleh-oleh nimas Aditha untuk kita semua."
Sekian lama menanti datangnya kesempatan untuk bisa mencicipi hawa luar negeri, akhirnya, tiba juga waktu itu menghampiriku. Langkah awal yang saya lakukan adalah mengurus paspor. Saya melakukannya sendiri tanpa bantuan pihak ketiga. Alasannya, pertama adalah harga yang saya keluarkan jauh lebih murah dibandingkan jika harus mengurus di travel agent. Kedua adalah saya benar-benar ingin mengetahui langsung bagaimana cara pengurusan paspor. Dan ternyata tidak seribet dan sesusah yang dibayangkan kok. Cuma butuh kurang lebih 1 (satu) minggu kerja, paspor hijau saya sudah bisa digunakan dan valid untuk 5 tahun kedepan.

Sejujurnya, saya mempersiapkan paspor itu setahun yang lalu. Saya masih tetap memperjuangkan mimpi saya bahwa someday, I will and I have to go abroad! I don’t know how come, but I trust that someday it will be coming true!. Dan ternyata mimpi dan keyakinan saya terbayar lunas setelah tante dan om saya mengundang saya untuk berlibur di Australia. Karena saya sudah mempunyai paspor, langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mempersiapkan visa.
Well, pengurusan visa juga aku lakukan sendiri. Memang kabar yang beredar bahwa untuk mengurus Visa Australia sedikit ketat. Banyak yang menyarankan agar aku menggunakan jasa tour agent agar lebih mudah untuk di-approve. But however, I want to try by myself anyway. Dari informasi yang aku dapatkan, ada 2 (dua) tempat yang bisa kita kunjungi untuk mengurus visa. Yang pertama adalah Konsulat Australia di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Konsulat Australia di Pulau Dewata Bali. Aku memilih Bali karena lokasinya yang lebih dekat dari Kota Malang.

Proses pengurusan Visa Australia membutuhkan waktu sekitar 1 (satu) minggu. Saran aku pribadi, untuk mempercepat proses pengurusan Visa Australia, sebaiknya ketika kita meng-apply visa Australia, pastikan bahwa seluruh dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap dan sesuai dengan syarat dan ketentuan mereka. Sponsorship letter merupakan salah satu syarat utama dan mutlak apabila kita ingin berkunjung ke Australia. Aku mengajukan Tourist Visa karena memang kedatangan aku ke Australia untuk liburan dengan lama maksimum 3 bulan. Setelah 1 (satu) minggu menunggu, akhirnya aku diperbolehkan secara legal untuk mengunjungi Australia selama maximum time yang ditawarkan! I was so really excited and so really happy indeed.
Ketika stiker visa sudah tertempel cantik di paspor aku, baru aku memutuskan untuk membeli tiket pesawat. Karena visa aku adalah visa tourist, maka aku diwajibkan untuk dapat menunjukkan tiket kepulangan ketika aku berada di bagian imigrasi Australia.

So it means that I have to buy return ticket to make a sure that I’ll go back to Indonesia.

Berangkat secara tepat waktu dari Bandara Soekarno Hatta pukul 21.00 WIB dengan menggunakan Pesawat Qantas, aku tiba pukul 07.30 am waktu Sydney. Perbedaan pertama yang aku rasakan adalah udaranya yang super duper dingiiiin. Bahkan jauh lebih dingin dari AC di pesawat. Karena tujuan utamaku adalah Melbourne, jadi aku harus meneruskan penerbangan domestic Sydney – Melbourne. To be honest, it was my first experience for me and I lost in the Sydney Airport! I did not even know what should I do, where should I go although I read the clues. Akhirnya dengan kemampuan Bahasa Inggris yang terbata-bata -yang makin terbatasi karena ketidakpercayaan diri atas kemampuan yang ku miliki-, saya mampu melewati tahap demi tahap. And, I missed my flight! Jujur, situasi itu bikin saya makin grogi. Untungnya karena penerbangan aku adalah penerbangan domestik, pihak dari penerbangan yang aku pilih bisa langsung mengganti jadwal ke penerbangan selanjutnya.
Penerbangan dari Sydney ke Melbourne memakan waktu sekitar 1 jam hingga tiba di Tullamarine Airport, Melbourne. Udara yang aku rasakan tidak jauh berbeda, berada di angka 15 derajat celcius. Dan hari itulah, perjalananku dimulai. 
Kegiatan dan Tempat Pariwisata
Menikmati Dinginnya Salju di Gunung Gwinear..
Tempat pertama yang saya kunjungi setelah 4 hari setibanya saya di Australia adalah Gunung Saint Gwinear. Gunung Saint Gwinear adalah sebtah gunung di Victoria, Australia, yang terletak di ujung utara-timur Taman Nasional Baw-Baw di dataran tinggi Gippsland. Tempat ini populer bagi keluarga yang mencari tempat tujuan untuk bermain salju (snow-play) yang murah dan mudah diakses. Karena letaknya yang berada di gunung, untuk mencapai tempat tersebut pengunjung memang harus melewati jalan yang berliku. Pengemudi memang harus ekstra hati-hati karena medan jalannya yang berkelok dan juga licin. Saya menempuh perjalanan lebih dari 2 jam dari rumah saya di Morwell. Tapi perjalanan itu terbayar lunas ketika pada akhirnya dan untuk pertama kalinya saya dapat merasakan dinginnya salju!

Memang pada saat saya datang ke Australia, musil salju (winter) baru saja usai dan sudah mulai memasuki musim semi (spring). Tapi untungnya masih ada sisa-sisa salju, meskipun saya harus pergi ke daerah dataran tinggi. Ketebalan salju pada saat itu setebal 15-20 cm, not bad lah untuk seseorang yang belum pernah merasakan salju.
Ketika berkunjung ke tempat tersebut, pengunjung tidak dipungut bayaran apapun alias gratis. Di sana saya juga menjumpai beberapa keluarga yang juga bermain ski atau hanya sekedar berjalan-jalan seperti saya. Karena udara di sana yang sangat dingin jadi memang disarankan bagi para pengunjung untuk memakai “peralatan tempur” seperti sweater tebal, sarung tangan, kaos kaki, dan penutup kepala, terutama untuk menutupi kuping.


Ikuti terus oleh-oleh Nimas Aditha, masih banyak loh, KangNi lhaRRR...

Wednesday, February 15, 2012